Jumat, 10 Desember 2010


BIOS
BIOS, singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal-hal berikut:
1.   Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
2.   Memuat dan menjalankan sistem operasi
3.   Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
4.   Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
BIOS menyediakan antarmuka komunikasi tingkat rendah, dan dapat mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard). Karena kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat dengan menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan.
Istilah BIOS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M, yang merupakan bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut "IBMBIO.COM" (IBM PC-DOS) atau "IO.SYS" (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk BIOS.
Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai "kehidupan" dalam tulisan Yunani (Βίος).

Komponen BIOS

§  Program BIOS Setup yang memungkinkan pengguna untuk mengubah konfigurasi komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja komputer, dll) sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan detail-detail cara pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara langsung.
§  Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar, seperti video adapterperangkat inputprosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
§  Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.

 

ROM dan NVRAM

BIOS juga sering disebut sebagai ROM BIOS karena pada awalnya BIOS disimpan dalam chip memori hanya baca (ROM) dalam motherboard. Mengapa disimpan di dalam ROM, adalah agar BIOS dapat dieksekusi pada waktu komputer dinyalakan, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat media penyipanan terlebih dahulu (yang memakan waktu lama). BIOS dalam komputer PC modern disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara elektrik atau Flash ROM. Karena itulah, sekarang sebutan Flash BIOS lebih populer dibandingkan dengan ROM BIOS. Berikut ini adalah beberapa chip ROM yang digunakan sebagai tempat penyimpanan BIOS.

Tipe ROM
Cara penulisan
Dapat dihapus
Jenis BIOS
Tidak
ROM BIOS
PROM Writer
Tidak
ROM BIOS
EPROM/PROM Writer
Ya, dengan menggunakan EPROM Rewriter atau menyinarinya dengan sinar ultraviolet tepat pada lubang kuarsa bening.
ROM BIOS
EEPROM/EPROM/PROM Writer
Ya, dengan menggunakan EEPROM Rewriter, atau secara langsung secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan perangkat lunak EEPROM Programmer.
ROM BIOS
EEPROM Writer atau software yang dapat menulisi Flash ROM
Ya, dengan menggunakan EEPROM Writer, atau langsung secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan perangkat lunak Flash BIOS Programmer.
Flash BIOS
Meskipun BIOS disimpan dalam memori hanya baca, konfigurasi BIOS tidak disimpan dalam ROM, (hal ini disebabkan oleh sifat ROM yang statis) melainkan sebuah chip terpisah yang disebut sebagai Real-time clock (RTC), yang berupa sebuah Non-Volatile Random Access Memory(NVRAM). NVRAM juga sering disebut sebagai Complimentary Metal-Oxide Random Access Memory (CMOS RAM), karena menggunakan metode pembuatan CMOS. Karena menggunakan metode pembuatan CMOS, NVRAM membutuhkan daya yang sangat kecil agar dapat bekerja. Meskipun disebut non-volatile, NVRAM sebenarnya merupakan sebuah chip yang volatile, sehingga data yang tersimpan di dalamnya dapat terhapus dengan mudah jika daya listrik yang menghidupinya terputus. Oleh karena itu, NVRAM "dihidupi" oleh sebuah baterai (mirip bateraikalkulator atau jam) dengan bahan Litium dengan seri CR-2032. Sebuah baterai Litium CR-2032 dapat menghidupi NVRAM selama tiga hingga lima tahun. Jika daya dalam baterai habis, atau daya yang disuplainya terputus (akibat dicabut dari slotnya), maka semua konfigurasi akan dikembalikan ke kondisi standar, sesuai ketika BIOS tersebut diprogram oleh pabrikan. BIOS umumnya memberikan laporan CMOS Checksum Error atau NVRAM Checksum Error.

Update BIOS

BIOS kadang-kadang juga disebut sebagai firmware karena merupakan sebuah perangkat lunak yang disimpan dalam media penyimpanan yang bersifat hanya-baca. Hal ini benar adanya, karena memang sebelum tahun 1995, BIOS selalu disimpan dalam media penyimpanan yang tidak dapat diubah. Seiring dengan semakin kompleksnya sebuah sistem komputer , maka BIOS pun kemudian disimpan dalam EEPROM atau Flash memory yang dapat diubah oleh pengguna, sehingga dapat di-upgrade (untuk mendukung prosesor yang baru muncul, adanya bug yang mengganggu kinerja atau alasan lainnya). Meskipun demikian, proses update BIOS yang tidak benar (akibat dieksekusi secara tidak benar atau ada hal yang mengganggu saat proses upgrade dilaksanakan) dapat mengakibatkan motherboard mati mendadak, sehingga komputer pun tidak dapat digunakan karena perangkat yang mampu melakukan proses booting (BIOS) sudah tidak ada atau mengalami kerusakan.
Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan (korupsi) terhadap BIOS, beberapa motherboard memiliki BIOS cadangan . Selain itu, kebanyakan BIOS juga memiliki sebuah region dalam EEPROM/Flash memory yang tidak dapat di-upgrade, yang disebut sebagai "Boot Block". Boot block selalu dieksekusi pertama kali pada saat komputer dinyalakan. Kode ini dapat melakukan verifikasi terhadap BIOS, bahwa kode BIOS keseluruhan masih berada dalam keadaan baik-baik saja (dengan menggunakan metode pengecekan kesalahan sepertichecksum, CRC, hash dan lainnya) sebelum mengeksekusi BIOS. Jika boot block mendeteksi bahwa BIOS ternyata rusak, maka boot block akan meminta pengguna untuk melakukan pemrograman BIOS kembali dengan menggunakan floppy disk yang berisi program flash memory programmer dan image BIOS yang sama atau lebih baik. Pembuat motherboard sering merilis update BIOS untuk menambah kemampuan produk mereka atau menghilangkan beberapa bug yang mengganggu.

Masa depan BIOS

BIOS telah lama digunakan dalam industri PC, yakni semenjak IBM PC dirilis pada tanggal 21 Agustus 1981. Karena BIOS masih berjalan pada modus real (real-mode) yang lambat, maka para desainer PC bersepakat untuk mengganti BIOS dengan yang lebih baik dari BIOS yaitu EFI (Extensible Firmware Interface) yang diturunkan dari arsitektur IA-64 (Itanium).

POST (Power On Self Test) 
 

POST (Power on Self-Test) yaitu test yang dilakukan oleh PC untuk mengecek fungsi-fungsi komponen pendukung PC apakah bekerja dengan baik. POST dilakukan PC pada saat booting, jika PC mengalami suatu masalah maka akan dapat terdeteksi gejala kesalahannnya melalui POST, PC akan memberikan pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk suara yang dihasilkan melalui speaker atau tampilan visual di monitor. Selain itu pesan/peringatan kesalahan juga dapat dideteksi melalui kinerja dari PC, misalkan PC tidak hidup walaupun sumber listrik AC sudah terhubung dan tombol power sudah ditekan.
POST memungkinkan user dapat mendeteksi, mengisolasi, menentukan, dan menemukan kesalahan sehingga dapat memperbaiki penyimpangan atau kerusakan yang terjadi pada PC. Mekanisme POST disediakan oleh semua produk PC atau motherboard dan tersimpan di dalam ROM atau flash ROM BIOS. Secara umum proses dan prosedur yang dilakukan dalam POST pada semua produk motherboard sama. Terdapat beberapa perbedaan yang menjadikan ciri dari produk motherboard tertentu, tetapi pada dasarnya tetap sama.
1) Prosedur POST (Power on Self-Test)
POST dilakukan sesaat setelah komputer dihidupkan dan mulai booting, proses ini dilakukan oleh BIOS. Adapun urutan prosedur POST adalah sebagai berikut :
a) Test Power Supply ditandai dengan lampu power hidup dan kipas pendingin power supply berputar.
b) Secara otomatis dilakukan reset terhadap kerja CPU oleh sinyal power good yang dihasilkan oleh power supply jika dalam kondisi baik pada saat dihidupkan, kemudian CPU mulai melaksanakan instruksi awal pada ROM BIOS dan selanjutnya.
c) Pengecekkan terhadap BIOS dan isinya. BIOS harus dapat dibaca. Instruksi awal ROM BIOS adalah jump (lompat) ke alamat program POST.
d) Pengecekkan terhadap CMOS, CMOS harus dapat bekerja dengan baik. Program POST diawali dengan membaca data setup (seting hardware awal) pada RAM CMOS setup, sebagai data acuan untuk pengecekan.
e) Melakukan pengecekkan CPU, timer (pewaktuan), kendali memori akses langsung, memory bus dan memory module.
f) Memori sebesar 16 KB harus tersedia dan dapat dibaca/ditulis untuk keperluan ROM BIOS dan menyimpan kode POST.
g) Pengecekkan I/O controller dan bus controller. Controller tersebut harus dapat bekerja untuk mengontrol proses read/write data. Termasuk I/O untuk VGA card yang terhubung dengan monitor.
Jika ada salah satu prosedur POST yang tidak berhasil dilewati maka PC akan menerima pesan/peringatan kesalahan dari POST. Pesan/peringatan kesalahan berupa kode beep yang dikeluarkan melalui speaker yang terhubung dengan motherboard atau tampilan di layar monitor sesuai dengan standar masing-masing motherboard.
2) Pesan/Peringatan Kesalahan POST (Power on Self-Test)
Pesan/peringatan kesalahan hasil POST berupa tampilan performance PC, visual di monitor dan beep dari speaker. Sesuai dengan urutan prosedur POST yang dilakukan oleh BIOS maka gejala-gejala permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

No
Gejala
Diagnosa
Pesan/Peringatan Kesalahan
1
CPU dan Monitor mati, tidak ada beep
1. Instalasi fisik ke tegangan listrik AC 110/220V
2. Power supply
2
CPU hidup, Monitor Mati, Tidak ada beep
1. Instalasi kabel data dari VGA card ke Monitor
2. Monitor
3
CPU hidup, Monitor Mati, ada beep
Disesuaikan dengan beep
Prosedur test POST yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa unit power supply dan monitor bekerja dengan baik. Jika tahap ini dapat dilewati maka bios mulai meneruskan POST selanjutnya. Adapun hasil dari POST selanjutnya ditunjukkan dengan kode beep apabila ditemukan permasalahan. Bunyi kode beep yang ditunjukkan sesuai dengan BIOS yang digunakan.
Kode Beep AWARD BIOS
No
Gejala
Diagnosa
Pesan/Peringatan Kesalahan
1
1 beep pendek
PC dalam keadaan baik
2
1 beep panjang
Problem di memori
3
1 beep panjang 2 beep pendek
Kerusakan di modul DRAM parity
4
1 beep panjang 3 beep pendek
Kerusakan di bagian VGA.
5
Beep terus menerus
Kerusakan di modul memori atau memori video
Kode Beep AMI BIOS
No
Gejala
Diagnosa
Pesan/Peringatan Kesalahan
1
1 beep pendek
DRAM gagal merefresh
2
2 beep pendek
Sirkuit gagal mengecek keseimbangan DRAM Parity (sistem memori)
3
3 beep pendek
BIOS gagal mengakses memori 64KB pertama.
4
4 beep pendek
Timer pada sistem gagal bekerja
5
5 beep pendek
Motherboard tidak dapat menjalankan prosessor
6
6 beep pendek
Controller pada keyboard tidak dapat berjalan dengan baik
7
7 beep pendek
Video Mode error
8
8 beep pendek
Tes memori VGA gagal
9
9 beep pendek
Checksum error ROM BIOS bermasalah
10
10 beep pendek
CMOS shutdown read/write mengalami errror
11
11 beep pendek
Chache memori error
12
1 beep panjang 3 beep pendek
Conventional/Extended memori rusak
13
1 beep panjang 8 beep pendek
Tes tampilan gambar gagal
Kode Beep IBM BIOS
No
Gejala
Diagnosa
Pesan/Peringatan Kesalahan
1
Tidak ada beep
Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang
2
1 beep pendek
Normal POST dan PC dalam keadaan baik
3
beep terus menerus
Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang
4
Beep pendek berulang-ulang
Power supply rusak, card monitor/RAM tidak terpasang
5
1 beep panjang 1 beep pendek
Masalah Motherboard
6
1 beep panjang 2 beep pendek
Masalah bagian VGA Card (mono)
7
1 beep panjang 3 beep pendek
Masalah bagian VGA Ccard (EGA).
8
3 beep panjang
Keyboard error
9
1 beep, blank monitor
VGA card sirkuit
Pada PC tertentu menggunakan tone yang pada prinsipnya sama dengan beep untuk memberikan pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk suara.
Selain beep biasanya pada kondisi tertentu dapat dilihat juga pesan/peringatan kesalahan dalam bentuk text yang ditampilkan pada layar monitor. Text tertulis merupakan bagian dari POST yang dapat dilaksanakan apabila VGA card dan monitor dalam keadaan baikdan terinstalasi dengan benar. User dapat langsung mengetahui masalah yang ada dengan membaca text peringatan. Misalnya yaitu:
Keyboard error : untuk masalah pada keyboard
CMOS error : cmos battery error atau ada masalah pada setting peripheral
HDD not Install : harddisk tidak terpasang
Secara umum pesan/peringatan kesalahan yang ditampilkan mudah untuk difahami oleh user. Hanya saja pesan dalam bahasa Inggris.
3) Langkah-langkah mengenal dan mengidentifikasi Pesan/Peringatan Kesalahan melalui POST (Power on Self-Test)
Untuk mengenal dan mengidentifikasi pesan/peringatan kesalahan melalui POST para peserta diklat harus memperaktekkan dan mengamati PC dari saat booting hingga selesai proses POST yang dilakukan oleh BIOS dan membaca buku manual setiap komponen PC, terutama motherboard. Dari situ akan diketahui banyak komponen, kegunaan, spesifikasi dan BIOS yang digunakan, termasuk setting pada BIOS nya.

Standart CMOS Setup
•Time and date
Melakukan perubahan waktu dan tanggal pada system BIOS.

•Floppy Drive A and floppy Drive B
Menentukan penggunaan floppy A dan B, berikut kapasitasnya.

•Setup Harddisk
Menentukan kapasitas dan keberadaan harddisk. 

•Primary Master
Digunakan untuk harddisk utama atau harddisk system.

•Primary Slave
Digunakan untuk harddisk tambahan.

•Secondary slave
Digunakan untuk harddisk tambahan ke-2

BIOS Features Setup
•1st Boot Device
Menentukan pilihan pertama letak sistem boot untuk dibaca.

•2nd Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan.

•3rd Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st dan 2nd boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan

•4th Boot Device
Menentukan device berikutnya jika pada pilihan 1st , 2nd dan 3rd boot tidak ditemukan sistem yang dibutuhkan

•Try Other Boot Device
Pilihan “yes” untuk memerintahkan komputer untuk terus mencari file sistem sesuai dengan boot device yang di-setup.
Pilihan “no” untuk memerintahkan komputer hanya mencari pada boot device yang pertama saja.

•S.M.A.R.T for Harddisk
Pilihan “enable” untuk menghindari harddisk dari kerusakan karna kesalahan suatu proses.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Quick Boot
Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer agar mem-boot lebih cepat.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•System Boot Up Num Lock
Pilihan “on” untuk memerintahkan lampu num lock pada keyboard menyala sehingga penulisan angka dapat dilakukan.
Pilihan “off” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Floppy Drive Seek at Boot
Pilihan “enable’ untuk memerintahkan sistem agar mencari pada pada floppy disk pada saat mem-boot komputer.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

•Password Checking

Pilihan “setup” untuk menentukan keberadaan password pada bios harus melalui setup.
Pilihan “always” untuk menentukan keberadaan password pada bios harus selalu dicek pada saat mem-boot komputer.

•Cache Memory 
Pilihan “internal” berarti L1 digunakan dan L2 tidak digunakan.
Pilihan “both” berarti L1 dan L2 digunakan.
Pilihan “disable” berarti L1 dan L2 tidak digunakan.

•System Bios Shadow Cacheable
Pilihan “enable” untuk menentukan lokaasi memori sistem BIOS menggunakan bayangan dan tersembunyi.
Pilihan “disable” untuk menentukan lokasi memori sistem BIOS mengunakan bayangan dan tidak tersembunyi.


• OS Selector for DRAM>64
Pilihan “enable” untuk menggunakan OS2/WARP dan memori lebih dari 64 MB.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.
Chipset Features Setup

• Virus Warning
Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk, biasanya dilakaukan oleh virus yang memperbanyak dirinya
Pilihan “disable” untuk mencegah komputer agar tidak mendeteksi keberadaan virus.

• Enable Burst Cycle
Pilihan “enable” untuk menggunakan read and write burst pada memori.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• Cache Timing
Pilihan “enable” untuk meningkatkan waktu penggunaan cache.
Pilihan “standart” untuk menstandartkan waktu penggunaan cache.

• DRAM Timing
Pilihan “enhance” untuk meningkatkan waktu penggunaan DRAM
Pilihan “standart” untuk menstandartkan waktu penggunaan DRAM.

• Enhance VGA Performance
Pilihan “enable” untuk meningkatkan kerja VGA
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• IDE Timing
Pilihan “enhance” untuk meningkatkan waktu penggunaan IDE.
Pilihan “standart” untuk menstandarkan waktu penggunaan IDE standart.
Power Managemant Setup

• Advanced Power Managemant
Pilihan “enable” berarti sistem akan menggunakan power management.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.

• Video Power Down Mode
Pilihan “suspend” berarti layar monitor akan melakukan penundaan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pilihan “standby” berarti layar monitor akan melakukan standby dan menunggu untuk digunakan kembali.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.



• Harddisk Power Down Mode
Pilihan “suspend” berarti harddisk akan melakukan penundaan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pilihan “standby” berarti harddisk akan melakukan standby dan menunggu untuk digunakan kembali.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.


• Standby Time Out
Pilihan “1-15M’ adalah jumlah waktu yang diberikan untuk melakukan standby.
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini.
PNP/PCI Konfiguration
Menu ini digunakan untuk mengatur konfigurasi plug and play hardware pada slot PCI.
Load Setup Default
Pilihan ini digunakan untuk memakai atau memanggil standart setup yang dimiliki oleh BIOS.
Integrated Peripherals
Pilihan “enable” untuk memerintahkan komputer agar menggunakan floppy disk controller pada motherboard (IRQ6)
Pilihan “disable” untuk tidak mengaktifkan menu ini

• Serial Port 1
Pilihan “COM1” beerarti komputer akan menggunakan COM1/3F8 untuk serial port (IRQ4)
Pilihan “COM3) berarti komputer akan menggunakan COM3/3E8 untuk serial port (IRQ4)

• Serial Port 2
Pilihan “COM2” berarti komputer akan menggunakan COM2/2F8 untuk serial port (IRQ3)
Pilihan “COM4” berarti komputer akan menggunakan COM4/2E8 untuk sserial port (IRQ3)

• Parallel Port
Pilihan “LPT1” berarti komputer akan menggunakan LPT1/378 untuk paralel port.
Pilihan “LPT2” berarti komputer akan menggunakan LPT2/278 untuk paralel port.
Pilihan “LPT3” berarti komputer akan menggunakan LPT3/3B8 untuk paralel port
.
• Parallel Port IRQ
Pilihan “auto” berarti parallel port akan mendeteksi IRQ yang akan digunakan.
Pilihan “IRQ5” berarti parallel port akan menggunakan IRQ5.
Pilihan “IRQ7” berarti parallel port akan menggunakan IRQ7.

Password Setting
Menu ini digunakan untuk memasukkan dan mengaktifkan kata kunci si pemakai.

IDE Harddisk Detection 
Menu ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan harddisk secara otomatis berikut parameternya, seperti kapasitas, landing zone, jumlah sector, jumlah silinder, dan mode harddisk.


Save and Exit Setup
Pilihan ini untuk menyimpan semua hasil setup BIOS dan keluar dari menu setup BIOS
Exit Without Saving
Pilihan ini untuk keluar dari menu setup BIOS tanpa menyimpan hasil setup BIOS

Tips & Trick

BIOS sering diabaikan, selama system PC Anda berjalan dengan lancar. Meskipun sebenarnya banyak peningkatan performa yang bisa didapat dari sini.
Dan semua peningkatan itu gratis!
BIOS (Basic Input and Output System), sebetulnya termasuk firmware, software yang tersimpan pada ROM (read only memory) pada motherboard.
BIOS inilah yang memungkinkan PC melakukan proses inisisialisasi dan testing hardware yang terinstalasi pada motherboard, yang disebut dengan
POST (Power on Self Test). BIOS juga mengatur low level I/O, seperti keyboard dan display. Operating system juga dibantu BIOS untuk mengatur semua komponen
yang terinstal pada PC, yang disebut dengan BIOS Run-Time Services.
Sebetulnya, sebagian informasi yang akan diulas di sini juga tersedia pada buku manual motherboard. Tidak semua produsen menjelaskan fungsi BIOS ini
dengan baik. Bagi yang udah baca buku manual dengan baik atau sudah memiliki kemampuan untuk setting BIOS bisa mengabaikan tulisan ini.
Bagi yang belum silakan melanjutkan!
Kemampuan fungsi yang ditawarkan pun memiliki perbedaan (sedikit), terutama di bagian speed enhancement. Bagi Anda yang memiliki motherboard dengan
kemampuan itu, kami ucapkan “Anda beruntung”. Jika tidak, jangan kecewa, sebetulnya masih ada cara lain di luar BIOS. Tapi, kami tidak akan mengulasnya
kali ini.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kebanyakan pengguna komputer tidak perlu melakukan ini. Namun bagi Anda, para pengguna PC yang mengetahui
bahwa terdapat banyak setting yang dapat meningkatkan kinerja ataupun menambah fungsi PC Anda tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan,
tentu hal yang menarik. Satu-satunya yang harus dikobankan hanyalah sedikit waktu untuk mencoba setting-an baru BIOS Anda.
BIOS memang bervariasi. Hal ini disebabkan karena perbedaan manufacturer yang membuat ataupun perbedaan pada versi BIOS. Tidak semua motherboard
memiliki BIOS dan memiliki display menu yang sama, ada sedikit perbedaan di sana-sini. Bahkan ada BIOS yang mendukung penggunaan dengan mouse pada
lingkungan BIOS.
Di sini kami mengambil contoh BIOS dengan manufacturer Award. Karena Award BIOS ini populasinya lebih banyak ketimbang BIOS dari AMI ataupun
Phoenix. Namun sebetulnya, banyak juga yang dapat diimplementasikan pada BIOS lain. Kami juga akan mencoba eqivalensi fungsi-fungsi serupa untuk BIOS lain.
Petunjuk Arah pada BIOS
Ini memang bukan petunjuk lengkap. Namun setidaknya, mencegah Anda kesasar dalam hutan belantara menu BIOS.
Semua ini akan kita mulai dengan menekan tombol [Del] sesaat PC memulai proses boot. Ini berlaku untuk kebanyakan BIOS. Sedangan sisanya, untuk masuk ke
utility BIOS memerlukan penekanan tombol atupun kombinasi tombol yang berbeda. Ada yang dengan menekan tombol [F1], tombol [F10], atau
kombinasi [Ctrl]+[Alt]+[Esc], dan lain sebagainya. Informasi seperti ini biasanya disediakan oleh produsen motherboard, baik pada buku manual maupun situsnya.
Sebelum memulai mengacak-acak BIOS, pastikan untuk mengetahui arah dan tujuan Anda. Lebih baik lagi jika Anda memiliki salinan setting awal yang dimiliki
komputer Anda. Jika Anda sudah familiar dengan lingkungan pada menu BIOS, Anda memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih baik dalam meningkatkan
kinerja dan menambah fungsi yang dapat dilakukan PC Anda.
Istilah BIOS dan CMOS sering dicampuradukkan, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Di mana BIOS sebetulnya adalah software low level, sedangkan
CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) adalah memory yang digunakan untuk semua setting BIOS. Untuk menyimpan data ini, CMOS membutuhkan
baterai yang terdapat pada motherboard (biasanya CR2032).
Masuk ke BIOS, Anda akan merasa kembali ke zaman dulu. Jika Anda sempat merasakan PC era DOS (sebelum GUI window dikenal), Anda tidak akan terlalu
kikuk dengan lingkungan shell yang tanpa window ini. Meskipun ada BIOS yang bisa beroperasi dengan menggunakan mouse, namun sebagian besar masih
mengandalkan keyboard.
Setup Utility
Ketahui yang Anda mau. Di mana letak fungsi setting yang Anda inginkan?
Standard CMOS features
Basic setting, seperti jam dan tanggal, harddrive yang terinstal. Juga menampilkan jumlah RAM yang terinstal pada motherboard.
Advanced BIOS features
Seperti namanya, menawarkan konfigurasi fitur tambahan. Seperti mengaktifkan SMART, termasuk mengatur boot priority.
Integrated Peripherals
Control port yang tersedia pada motherboard, onboard/onchip device seperti integrated audio, video, dan LAN controller.
Power Management
Think green. Untuk menghemat listrik dengan memperlambat atau bahkan shut down sebuah komponen PC Anda, setelah selang waktu yang ditentukan.
Selain hemat lisrik, secara tidak langsung bisa mengurangi tingkat kebisingan dan memperpanjang umur komponen.
PnP/PCI Configuration
Setting tambahan khusus untuk slot PCI pada motherboard juga untuk mengedit kemampuan plug-and-play.
PC Health status
Monitoring hardware, seperti fan speed dan CPU temperatur. Juga bisa diset supaya komputer menjerit, bahkan mati jika melewati suhu tertentu.
Load Fail-safe Defaults
Jika tweaking BIOS salah, pilih fungsi ini untuk kembali ke konfigurasi semula.
Load Optimised Defaults
Untuk mengembalikan sistem ke default.
Set password
Memberi password akan mengunci PC. Jika tersedia dua level sekuriti, user, dan supervisor, user hanya bisa sebatas menyalakan komputer. Sedangkan password
supervisor dapat masuk ke BIOS.
Save and Exit BIOS
Untuk keluar, sambil menyimpan semua perubahan yang telah dilakukan.
Exit Without Saving
Untuk keluar, tanpa menyimpan perubahan apapun.
Improved Features
Amati BIOS untuk mencari fitur apa saja yang selam ini disembunyikan PC Anda.
Tweaking BIOS tidak hanya bertujuan semata-mata hanya untuk meningkatkan kecepatan. Meski siapapun pasti akan merasa senang (bahkan bangga) jika
memiliki PC yang berjalan dengan cepat dan lancar juga stabil.
Power management dapat membuat PC Anda lebih hemat energi, dan secara tidak langsung ramah lingkungan juga menghemat MTBF komponen yang ada
di dalamnya. Mengatur boot sequence memberikan kendali untuk mengurutkan urutan device yang akan di-boot jika membutuhkan boot dari CD ataupun floppy. Memfungsikan port SATA yang selama ini tersembunyi karena belum diaktifkan juga sesuatu yang patut disyukuri. Hal-hal seperti ini yang akan dilakukan pada pembahasan ini. Apa saja yang bisa dilakukan?
Parallel Port
Untuk mengatur parallel port, biasanya berada pada menu Integrated Peripheral. Terutama jika Anda masih menggunakan printer ataupun ……………
Port ini sebaiknya diatur supaya berkomunikasi secara bi-directional.
Ada beberapa pilihan untuk parallel port. Pertama Normal/SPP (Standard Parallel Port). Meskipun sudah bi-directional, namun mode ini sangat lambat. ECP
(Extended Capabilities Port) lebih cocok digunakan untuk perangkat yang mentransfer data dalam jumlah besar (seperti saat menggunakan laplink dengan LPT1).
EPP (Enhanced Parallel Port) lebih cocok untuk berhubungan dengan perangkat yang sering berubah arah datanya. Beberapa BIOS mempunyai pilihan
EPP+ECP yang bisa memberikan keduanya. Namun dengan mode ini, parallel port Anda akan membutuhkan 2 IRQ (Interrupt Request) sekaligus.
Bagi Anda yang memiliki PC dengan banyak add-on card, tentu kurang menyukai hal ini.
Mungkin Anda menemukan pilihan ECP mode use DMA. Ini untuk mengendalikan channel DMA yang digunakan untuk parallel port (jika menggunakan mode ECP). Secara default, DMA yang digunakan adalah 3.
Serial Ports
Pada setting onboard serial port terdapat pilihan enable dan disable. Juga setting IRQ dan I/O range untuk COM1 dan COM2. Disable pilihan ini, berarti Anda mempunyai 2 IRQ yang free. Kecuali Anda masih memiliki perangkat yang masih berkomunikasi dengan serial port ini.
USB
Pilihan untuk USB controller biasanya dapat ditemukan juga pada bagian Integrated Peripherals ini. Di sini Anda bisa enable atau disable onboard USB controller. Kecuali Anda memiliki add-on card PCI USB controller (alternatif jika motherboard Anda belum mendukung USB2.0). Setting USB keyboard dan mouse pun juga tersedia di sini. Dengan mengaktifkan USB keyboard, Anda bisa menggunakan USB keyboard Anda pada lingkungan DOS ataupun BIOS sekalipun. Tentu saja setelah setting pada BIOS di-enable dan disimpan.
SMART
Konon, setting ini juga memberikan peningkatan kinerja. Namun yang pasti, SMART (Self Monitoring Analysis and Reporting Technology) ini pasti berguna. Apalagi jika Anda memiliki harddisk yang sudah cukup berumur. Dengan mengaktifkan fungsi ini, Anda akan mendapatkan peringatan dini jika terjadi “ketidakwajaran” pada harddisk Anda secara fisik. Setidaknya Anda memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan data pada harddisk, sebelum harddisk sudah benar-benar rusak.
Power Management
Di sini, tidak hanya berguna untuk menghemat penggunaan listrik oleh PC. Processor yang selalu bekerja dengan kecepatan penuh, bukanlah sesuatu yang
menguntungkan, jika Anda sering meninggalkan PC Anda idle dalam waktu yang cukup lama.
Anda juga dapat menghemat MTBF beberapa komponen Anda. Seperti processor, harddisk, juga monitor. Jika Anda memiliki cooling device dengan temperature
control, secara tidak langsung ini juga dapat menurunkan tingkat kebisingan yang dihasilkan PC Anda.
Ada beberapa tingkatan dalam fungsi power saving. Dozing menurunkan kecepatan processor (ditunjukkan dalam persentase). Standby mematikan harddrive
dan output dari video card. Suspend mematikan semua device, kecuali processor. Ada juga pilihan HDD power down yang khusus mematikan harddisk saja.
Menyalakan PC tidak harus dari tombol power pada casing. Apalagi jika Anda memiliki keyboard dengan tambahan tombol power. Power On function kadang
berada pada Integrated peripheral. Default biasa berada pada button only. Pindah ke pilihan Keyboard98, Anda bisa menghidupkan PC dengan menekan
tombol [power].
Boot Sequence
Secara default, device yang menempati urutan pertama adalah floppy. Dengan memilih urutan pertama boot menjadi harddisk, waktu yang dibutuhkan untuk proses booting akan berkurang.
Namun pada saat-saat tertentu, pada saat operating system mengalami masalah atau instalasi operating system baru, membutuhkan proses booting dari CD. Beberapa BIOS pada Boot Sequence ini bahkan memungkinkan untuk melakukan booting dari perangkat USB, Firewire, LS120, atau Zip drive.

PC Health
Pada PC Health ini Anda dapat melakukan monitoring hardware Anda, khususnya yang terhubung langsung dengan motherboard. Seperti suhu processor dan
suhu sistem dalam casing. Kecepatan fan juga terlihat di sini. Anda dapat mengecek apakah fan ada masih berjalan dengan normal tanpa perlu membuka
casing. Namun untuk memeriksa HSF dalam keadaan bersih atau sudah penuh debu, cara membuka casing dan melihat langsung adalah satu-satunya jalan
terbaik.
Anda juga dapat mengatur tindakan yang akan dilakukan PC Anda jika terjadi overheat. Apakah dengan sekadar memberikan peringatan berupa bunyi dari
buzzer atau PC speaker. Anda tinggal mengaturnya di CPU warning temperature, atau bahkan sampai mematikan komputer jika suhu mencapai batas yang Anda
tentukan. Anda perlu mengeset batas suhu yang Anda izinkan pada CPU shut down temperature. Beberapa BIOS juga memiliki fasilitas peringatan untuk fan
yang terpasang. Jika batas minimum RPM tidak dipenuhi, akan ada peringatan baik pada POST code maupun peringatan dari buzzer/PC speaker.
Step-by-Step
Power Management
Dengan sedikit tweaking BIOS, dapat menekan rekening listrik dan memperpanjang umur beberapa komponen Anda.
1. Pilih Power Management untuk enable fungsi ini. Pilih lama waktu idle yang dibutuhkan untuk masuk ke power-saving mode.
2. Kebanyakan monitor sudah mendukung DPMS (Display Power Management Signalling). Pilih DPMS Support untuk menghemat energi dan memperpanjang umur
monitor.
Boot Sequence
Butuh booting dari CD atau floppy? Aturlah Boot sequence Anda.
1. Masuk ke advanced feature untuk melihat boot sequence.
2. Pada first boot device, pilih device yang Anda inginkan untuk menjadi urutan pertama dalam boot sequence.
3. Lakukan hal yang sama pada second dan third boot device.
Speed Enhancement
Melakukan tweaking untuk meningkatkan kecepatan PC Anda via BIOS perlu kesabaran tersendiri. Lakukan di waktu luang!
Dengan melakukan tweak yang tepat pada BIOS, Anda akan mendapatkan peningkatan kecepatan. Dan ini tidak melulu dengan melakukan overclocking (OC)
untuk komponen PC Anda. Karena biasanya, apalagi pemilik PC rakitan, perakit toko hanya membuat setting BIOS dengan tujuan asal PC dapat berjalan
(syukur kalau stabil apalagi memang cepat). Yang perlu dilakukan hanyalah mengoptimalkan tiap-tiap komponen pada PC Anda melalui setting BIOS.
Kalaupun diperlukan OC, hanya sebatas memanfaatkan batas toleransi yang diberikan produsen pada produk-produknya. Hal ini akan tergantung pada produsen masing-masing komponen PC Anda. Juga solusi ini kadang membutuhkan cooling device tambahan, yang berarti biaya tambahan juga.
Penting untuk diingat, sebaiknya perubahan stetting BIOS ini dilakukan sedikit demi sedikit. Lebih baik lagi jika dilakukan satu per satu. Khususnya jika Anda
seorang pemula untuk hal ini.
System Performance
Pada beberapa BIOS dapat ditemukan semacam shortcut untuk meningkatkan kecepatan sistem Anda. Biasanya berupa pilihan Normal, Fast, dan Turbo.
Biasanya pilihan ini akan menyesuaikan frekuensi clock FSB (Front Side Bus) dan kadang memory DDR SDRAM juga. BIOS juga sering menyediakan pilihan
Load Optimized Defaults. Memang pilihan-pilihan ini dapat meningkatkan kecepatan juga. Namun, itu belum lah optimal. Hanya dengan mengenal fungsi-fungsi
pada BIOS dengan lebih baik, Anda akan mendapatkan performa PC yang lebih baik juga.
CPU Frequency
Untuk mengatur CPU speed, masuklah ke pilihan Advanced Chipset Feature. Sebagai informasi CPU speed didapat dari hasil kali antara CPU clock ratio dan
FSB frequency. Kebanyakan CPU tidak dapat diubah CPU clock ratio-nya (kecuali bagi kebanyakan AMD Athlon XP). Jadi, pada bahasan ini akan mengambil
fokus pada FSB frequency.
Pastikan FSB frequency sesuai dengan processor yang Anda miliki. Untuk processor AMD antara 66/100/133 dan 166/200, sedangkan untuk processor Intel.
Jika Anda bersikeras untuk melakukan OC, perlu diperhatikan bahwa ada dua hal yang perlu diubah, yaitu FSB Frequency dan Voltage control. Pada beberapa
BIOS yang memiliki fasilitas OC, memberikan pengaturan FSB yang fleksibel. Dengan memungkinkan peningkatan FSB dengan satuan 1 MHz.
Di sini perlu kesabaran. Naikkan FSB secara bertahan satu per satu MHz. Jangan tergoda untuk melompat jauh dari FSB normal (lebih dari 10%). Cek apakah
CPU Anda mengalami peningkatan suhu yang berlebihan pada PC Health. Jika ya, kembalikan ke FSB sebelumnya.
Coba masuk ke OS Anda. Pastikan sistem Anda stabil. Untuk lebih cepat, Anda dapat mencoba dengan menjalankan CPU Burn-in yang akan memberikan beban
penuh pada CPU secara kontinyu. Jika sistem tidak stabil ada dua hal yang bisa dilakukan. Anda bisa kembali ke FSB normal, atau Anda bisa meningkatkan
voltage untuk CPU pada voltage control. Namun, hal ini akan meningkatkan suhu CPU Anda saat beroperasi nantinya. Pastikan Anda telah memiliki
cooling device yang baik. Lihat tabel batas suhu processor!
Peringatan: Sebaiknya Anda didampingi oleh rekan Anda yang berpengalaman untuk ini.
Memory
Di sini kami mengambil contoh sistem yang terinstalasi dengan DDR SDRAM. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja RAM Anda.
Pertama, pastikan jumlah keping RAM yang terinstalasi. Jika hanya satu keping atau lebih dari satu keping namun semuanya identik, cara yang paling mudah
adalah dengan mengeset Memory Timings pada pilihan By SPD.
Jika RAM yang terpasang lebih dari satu keping dan tidak identik, pertama kenali kemampuan masing-masing keping RAM. Cara yang mudah dengan
menggunakan software jenis sysinfo tool seperti AIDA32. Lihat pada Motherboard, SPD. Info lengkap RAM Anda akan terlihat di sini. Lalu tentukan keping
RAM yang paling lambat, pada keterangan Memory Speed. Setting Memory Timings pada BIOS sebaiknya mengikuti keping RAM yang paling lambat.
Jika tidak, bersiaplah mengalami ketidakstabilan pada PC Anda. Kecuali Anda orang yang cukup beruntung.
CAS Latency adalah kemampuan jumlah data yang dapat dibaca dari RAM yang dihitung tiap clock cycles. Nilai default adalah 3 untuk kebanyakan memori.
Namun, ada juga yang memiliki nilai yang lebih baik (lebih kecil dari 3). Jika Anda memiliki sistem berbasis processor AMD, ada baiknya mencoba setting yang
lebih agresif (lebih kecil).
AGP slot
Dibandingkan dengan dua tweaking sebelumnya (CPU frequency dan memory), tweaking ini memiliki risiko yang lebih kecil. Yang pertama dilakukan adalah memastikan mode AGP yang didukung, baik oleh motherboard maupun video card. Jika keduanya sudah mendukung mode AGP 8x, pastikan setting BIOS juga pada mode AGP 8x.
Kegunaan pilihan AGP aperture size sering membingungkan banyak orang. Ini berfungsi mengatur jumlah RAM (pada motherboard, bukan pada video card)
yang dialokasikan untuk AGP (…) untuk keperluan kinerja video. Aturlah AGP aperture size sebesar ¼ sampai ½ dari jumlah total RAM yang terinstal pada
PC Anda. AGP aperture size ini hanya dimanfaatkan jika dibutuhkan.
Beberapa BIOS juga memberikan setting untuk AGP Fast Write Transaction. Enable fungsi ini untuk mengizinkan chipset (northbridge) mengirimkan langsung
data ke AGP, bypass tanpa perlu copy data ke memory system untuk kemudian baru diambil oleh AGP. AGP sideband addressing memungkinkan AGP meminta
dan mengirim data pada saat bersamaan. Keduanya dapat meningkatkan kinerja graphic PC, namun kadang tidak stabil untuk video card tertentu.
Mempercepat Proses Boot
Cukup banyak cara untuk mempercepat proses booting. Yang paling signifikan adalah dengan enable fungsi Power On Self Test, yang bias
anya terdapat pada bagian Advanced BIOS features. Seiring dengan perkembangan dan peningkatan kebutuhan, jumlah RAM yang terinstal pada PC Anda
dapat mencapai satuan gigabyte. Bayangkan waktu yang dibutuhkan jika dilakukan RAM test setiap proses cold boot. Disable fungsi Boot Virus Detection
juga dapat mengurangi waktu proses booting. Apalagi jika PC Anda dilengkapi software antivirus yang selalu di-update. Ini juga akan terasa membantu saat
instalasi operating system baru yang biasanya melakukan proses penulisan pada MBR harddisk.
Step-by-Step
Pengaturan AGP
Dari BIOS juga dapat meningkatkan kinerja graphic PC.
1. AGP aperture size untuk mengatur jumlah RAM yang dialokasikan untuk AGP. Set antara ¼ sampai ½ dari jumlah RAM yang terinstal pada motherboard.
2. Pilih mode AGP sesuai spesifikasi slot AGP pada motherboard dan video card Anda.
3. Naikkan frekuensi AGP, dapat meningkatkan kinerja graphic PC Anda. Tambah sedikit demi sedikit (1-2 MHz).
Tweak CPU
Tidak ada salahnya untuk sedikit (ingat sedikit!) memacu processor Anda.
1. Tambahkan sedikit saja. Jangan tergoda untuk langsung melompat, katakanlah 5 MHz. Ini bisa membuat kebanyakan PC mengalami gagal boot.
Satu-satunya cara tinggal clear CMOS.
2. Jika sistem tidak stabil (hang) namun Anda bersikeras melakukan OC, bisa mencoba dengan menaikan CPU core voltage. Peringatan: cara ini tidak disarankan,
karena akan meningkatkan panas bahkan merusak processor.
3. Untuk amannya, berikan batas suhu maksimal CPU Anda. Bisa hanya peringatan dari buzzer/PC speaker ataupun autoshutdown bila suhu mencapai batas
tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar